Pengertian Waterproofing
Sebelumnya kita perlu memahami apa pengertian waterproofing itu. Waterproofing adalah prosedur untuk mengaplikasikan bahan pelapis anti bocor yang digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran pada dinding, atap beton, kamar mandi, balkon, ground water tank, basement, dan area lainnya yang kemungkinan akan terjadi kebocoran. Cara kerjanya, bahan pelapis anti bocor ini melapisi, menutup pori-pori atau meresap pada permukaan dinding, atap bangunan, media atau objek lainnya sehingga aliran air akan terhalang dan tidak bisa menembus permukaan objek.
Jenis-jenis Waterproofing
Dengan berkembangnya teknologi bahan bangunan, kini beredar beragam jenis waterproofing, dari cara aplikasinya maupun dari bahan dasar pembuatnya. Berikut adalah jenis-jenis waterproofing berdasarkan cara aplikasinya:
- Waterproofing coating
- Waterproofing membran
- Waterproofing integral
- Waterproofing crystalline
1. Waterproofing Coating
Waterproofing sistem coating adalah waterproofing yang diaplikasikan dengan cara pelapisan seperti pada pekerjaan pengecatan. Bentuk dan wujud materialnya menyerupai cat namun lebih kental dan kenyal. Selain itu pemakaiannya pun hampir sama, yaitu menggunakan kuas atau rol. Bidang yang paling sering menggunakan sistem ini adalah water tank, talang beton, atap beton, dinding samping, toilet, balkon dan sebagainya.
Dari bahan dasar pembuatnya, waterproofing coating terdiri dari:
- Waterproofing cement base (cementitious). Waterproofing ini biasanya terdiri dari dua komponen, yaitu cairan dan bubuk, yang menyerupai semen. Bahan dasar semen bersifat lebih rigit, sehingga memiliki sifat elongasi yang kecil. Karena itu, disarankan untuk digunakan pada area yang sedikit kemungkinan terjadi crack beton, misalnya di area toilet, balkon, atau water tank yang ukurannya tidak besar. Dengan semakin majunya teknologi bahan bangunan, kini ada pula waterproofing cement base yang memiliki elongasi yang lebih tinggi (sampai dengan 300%), sehingga mampu untuk digunakan di area kolam renang atau water tank yang lebih besar.
- Waterproofing acrylic base. Waterproofing jenis ini terdiri dari satu komponen, yang bentuknya mirip dengan material cat, tapi lebih kental. Pada aplikasinya, pengencer untuk waterproofing ini menggunakan air. Elongasi waterproofing jenis ini lebih baik dibanding waterproofing cement base.
- Waterproofing solvent base (polyurethane/PU). Sama dengan waterproofing acrylic base, waterproofing ini juga terdiri dari satu komponen, yang bersifat liquid. Pengencer waterproofing ini menggunakan cairan yang bersifat solvent, dalam hal ini menggunakan thinner. Waterproofing PU memiliki elongasi yang jauh lebih besar (sampai 600%), sehingga mampu untuk digunakan pada kolam renang yang berukuran besar dan atap beton bangunan berskala besar.
Pada waterproofing cement base dan acylic base, setelah diaplikasi, perlu diproteksi dengan lapisan screed. Mungkin ada produk yang mengklaim tahan UV, tapi yang jelas tidak tahan terhadap traffic dan genangan air. Sedangkan pada waterproofing PU , selain yang tetap perlu screed protection, ada juga produk waterproofing PU yang dapat diekspos, tahan terhadap UV, traffic dan genangan air.
2. Waterproofing Membran
Waterproofing bentuknya bentuknya berupa lembaran atau roll/gulungan. Berdasarkan bahan penyusunnya, bahan waterproofing ini terdiri dari dua jenis yaitu berbahan dasar fiber dan polyester.
Waterproofing polyester memiliki harga yang jauh lebih mahal dibandingkan waterproofing fiber. Akan tetapi, memiliki kekuatan dan daya tahan yang lebih bagus.
Dilihat dari cara pengaplikasiannya, waterproofing membran lebih banyak dipakai untuk waterproofing atap beton gedung berskala besar/luas. Waterproofing membran ini cukup rumit saat pengaplikasiannya sehingga memerlukan jasa pemasangan waterproofing membrane. Dalam pemasangannya, jika terjadi salah sedikit maka risiko kebocoran dapat terjadi.
Dilihat dari aplikasinya, ada dua jenis waterproofing membran, yaitu torching membran (membran bakar) dan cold applied membran. Aplikasi waterproofing torching membran, adalah dengan membakar lapisan adhesive-nya, sehingga dapat menempel ke substrat dengan baik. Sedangkan cold applied membran, tanpa dilakukan pembakaran, karena lapisan adhesive-nya bersifat self adhesive.
3. Waterproofing Integral
Sesuai dengan namanya, waterproofing integral adalah tipe produk waterproofing yang digunakan sebagai bahan campuran adonan beton. Jadi, sebelum dilakukan pengecoran bahan pelapis ini sudah menjadi bagian dari campuran beton.
Waterproofing integral ini mampu menghemat penggunaan air hingga 30%. Penggunaannya bisa diaplikasikan pada sistem basement, bak penampungan air, kolam renang dan lainnya.
Keunggulan dari penggunaan produk ini adalah lebih plastis, kedap air, tidak mudah retak, dan juga lebih keras.
4. Waterproofing Crystallising
Jenis waterproofing ini dapat diaplikasikan pada permukaan beton ataupun dicampur ke dalam adonan beton yang belum dicor sehingga lantai dan dinding beton menjadi kedap air.
Komponen aktif pada waterproofing yang bereaksi dan meresap ke dalam pori-pori beton dapat mengubah beton menjadi kristal permanen sehingga beton memiliki ketahanan yang baik terhadap rembesan air.
Waterproofing crystallising yang satu ini cocok digunakan untuk lantai dan dinding beton yang bertekanan air tinggi, misalnya basement, tunnel, ground tank, kolam dan lain sebagainya.